SIGER.NEWS – Sekolah Disabilitas Bunda (SDB) berlokasi di Jalan Sukardi Hamdani, Palapa 10, Kelurahan Gunung Terang, Kecamatan Langkapura, Kota Bandar Lampung, sudah melaksanakan pembelajaran tahun ajaran 2024/2025 ini.
Sebanyak 93 anak sudah terdaftar sebagai siswa SDB. Kegiatan pembelajaran yang sudah dimulai sejak pertengahan Agustus 2024, hingga kini pihak sekolah masih melakukan observasi atau pengamatan terhadap para siswa tersebut.
Kepala SDB Bandar Lampung, Muhammad Yusri, S.Pd., M.M, mengatakan siswa SDB yang berusia antara 5-14 tahun dengan ragam disabilitas, cukup antusias mengikuti proses pembelajaran di sekolah.
Pembelajaran dimulai sejak pukul 08.30-10.00 Wib setiap hari Senin-Kamis itu, katanya, pihak sekolah memberikan pengajaran sesuai dengan kebutuhan siswa. Bahkan, lanjutnya, satu guru dapat mengajarkan satu siswa.
“Alhamdulillah, sejak dua pekan beroperasi, anak-anak di SDB sudah mulai banyak kemajuan saat mengikuti pembelajaran di sekolah, meski masih ada yang harus dibimbing ekstra. Namun, kami sangat senang melihatnya,” kata dia.
Menurut dia, sejumlah pengajar mulai dari guru khusus hingga guru-guru umum yang terlibat dalam proses pembelajaran anak-anak di SDB. “Alhamdulillah, para pengajar sangat sabar pada anak-anak,” ujar Yusri, Selasa, 3 September 2024.
Menurut Yusri, materi yang diajarkan kepada siswa SDB tidak seperti pembelajaran pada sekolah umumnya. Namun, katanya, materi pembelajaran masih disesuaikan dengan kebutuhan dan keinginan para siswa.
“Setiap anak keinginannya berbeda-beda, ada yang ingin belajar menggambar, mewarnai gambar, bermain bola, bernyanyi, hingga hanya ingin bermain pada taman bermain di sekolah,” kata mantan Kepala SMPN 33 Bandar Lampung itu.
Dari sejumlah siswa tersebut, ujarnya, saat ini masih dibagi ke dalam empat kelompok berdasarkan tangga usia. Ke depan, para siswa tersebut akan dikelompokkan berdasarkan kebutuhan dan kemampuan siswa.
“Kemungkinan minggu depan anak-anak baru bisa akan dikelompokkan berdasarkan hal tersebut. Tujuannya agar para siswa lebih fokus dalam mengikuti pembelajaran,” kata dia.
Tak hanya sarana dan prasaran pembelajaran, tambah dia, di SDB juga nantinya menyediakan fasiltas klinik kesehatan untuk warga sekolah. “Kehadiran klinik kesehatan untuk menjaga siswa agar tetap sehat,” tuturnya.
Sementara itu salah satu pengajar SDB, Eis Fatimah, S.Pd, mengaku bahwa mengajar siswa pada program sekolah inklusi membutuhkan kesabaran dan ketelitian. Pasalnya, setiap siswa memiliki karakter yang berbeda-beda.
“Tantangan mengajar anak-anak inklusi sifat kesabaran yang utama. Namun, sejauh ini semua pengajar bisa melayaninya. Mungkin hanya 3-5 anak saja yang penanganannya cukup ekstra karena anaknya cukup hiperaktif,” ujarnya.
Terpisah, Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Bandar Lampung, Hj. Eka Afriana, S.Pd, mengatakan kehadiran SDB merupakan bentuk kepedulian Wali Kota Eva Dwiana untuk memberikan pendidikan khusus kepada anak-anak disabilitas.
Selama proses pembelajaran, kata dia, para siswa akan didampingi oleh psikiater guna mengetahui perkembangan selama mengikuti pembelajaran. Tak hanya itu, para siswa juga nantinya akan diberikan keterampilan sesuai minat dan bakatnya.
“Semoga SDB ini bisa mengantarkan anak-anak disabilitas bisa beradaptasi dan berprestasi sesuai dengan keterampilan yang mereka miliki,” kata dia yang didampingi Kepala Bidang Pendidikan Dasar, Mulyadi Syukri, S.Sos.
Ia menambahkan bahwa selama mengikuti pembelajaran di SDB, siswa tidak dipungut biaya alias gratis. “SDB ini upaya Pemkot Bandar Lampung memperluas pelayanan pendidikan kepada masyarakat tanpa diskriminasi,” kata dia.
Seperti diketahui, sebelumnya SDB ini diresmikan oleh Wali Kota Bandar Lampung, Hj. Eva Dwiana, pada 8 Januari 2024 lalu. SDB ini digadang menjadi sekolah inklusi negeri yang pertama di Indonesia. (*)