SIGER.NEWS – Pemerintah Kota Bandar Lampung mengklaim bahwa penanganan stunting di Bandar Lampung sudah dilakukan secara optimal dengan menggandeng berbagai pihak.
Hal itu Wali Kota Eva Dwiana pada Pembinaan Percepatan Penanggulangan Stunting dan Percepatan Penanggulangan AIDS Tahun 2024, di Aula Gedung Semergou, Kamis (25/7/2024).
Katanya, angka prevalensi stunting di Bandar Lampung tahun ini sudah mencapai 13 persen. Angka itu telah melampaui target nasional di tahun 2024 yaitu 14 persen.
“Prevalensi stunting kita di bawah provinsi di bawah nasional. Tapi masalah stunting bukan hanya terkait gizi tapi bisa dilihat dari keadaan orang tua,” kata Eva Dwiana.
Menurutnya, faktor stunting dipengaruhi kondisi kesejahteraan keluarga. Maka, pemkot gencar menarik investor untuk membuka lapangan pekerjaan dan menyerap tenaga kerja warga asli Bandar Lampung.
“Kami menyambut semua investor yang datang, agar dapat membantu menyelesaikan masalah stunting dari segi perekonomian keluarga di Bandar Lampung,” ujarnya.
Sementara, Sekretaris Dinas Kesehatan Bandar Lampung, Santi Sundari mengatakan, beberapa upaya penanganan stunting dilakukan mulai dari akar rumput seperti pembinaan melalui Posyandu setiap bulannya di tingkat kelurahan.
“Anak-anak yang ada risiko stunting ada makanan PMT (Pemberian Makanan Tambahan) atau makanan tambahan untuk balita dan ibu hamil,” jelasnya.
Ia menyebut prevalensi stunting melihat dari beberapa faktor, yakni tingkat kemiskinan, pengetahuan ibu, kesehatan lingkungan, kondisi rumah, dan lainnya. (*)